Kamis, 10 Agustus 2017

Meriam Mangkunegoro

Perunggu
Solo
Berangka Tahun 1727
P. 54 cm, D. 8 cm, K. 2 cm

Diperoleh tahun 1983
Koleksi Museum Nasional Indonesia

Deskripsi fisik:
Bentuk meriam ini bumbung. Terdiri dari bagian pangkal, tengah, dan ujung. Pada bagian pangkal terdapat bonggol, lubang pengapian, dan pegangan berbentuk kuda laut. Bonggol berbentuk seperti jamur merang. Pangkal dengan hiasan kelopak daun empat lembar dan tiga buah gelang menjadi satu. Diatas lubang meriam tertulis Anno 1727 diapit gelang      yang sama. Bagian tengah tedapat sebuah lambang berbentuk bulat telur, di dalamnya terdapat simbol bendera-bendera,senjata-senjata dan perisai dua buah dalam bentuk ikan dan tiga buah gelang. Bagian ujung batang dengan hiasan daun bunga. Moncong bulat dengan sulut sebuah gelang seperti pola pada meriam yang lain.

Fungsi Koleksi :
Meriam dengan ukuran kecil ini biasanya digunakan untuk upacara atau pemberian mas kawin. Dalam istana kerajaan atau kesultanan, biasanya dibunyikan pada saat upacara seperti pengangkatan atau penggantian seorang raja dan menerima tamu agung Istana.

Uraian Koleksi :

Meriam adalah senjata untuk menembak jarak jauh. Pada mulanya, meriam dibuat dari lempengan-lempengan besi yang disusun dan diikat. Dalam perkembangan selanjutnya, meriam dibuat dengan menggunakan teknik cor logam.

Selain sebagai senapan, meriam termasuk jenis senajata api yang menggunakan serbuk mesiu. Meriam pada masa itu merupakan peralatan perang yang utama yang digunakan di kapal laut, benteng, maupun pada saat pertempuran di darat. Meriam menjadi senjata andalan bangsa Eropa. Oleh karena itu, ekspedisi-ekspedisi bangsa Eropa senantiasa dilengkapi dengan senjata tersebut. Contohnya, kapal “Holandia” dan “Mautius” yang merupakan armada ekspedisi Cornelis de Houtman yang membawa 20 buah meriam (Hanna, 1988: 9).
Kekuatan angkatan perang bangsa Eropa yang ditunjang oleh peralatan perang yang memadai, seperti meriam, menyebabkan raja-raja di Indonesia berusaha untuk memiliki berbagai jenis meriam. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mempertahankan wilayahnya dari penguasaan bangsa asing.
Meriam-meriam itu diperoleh dengan cara membeli dari negara-negara pembuat meriam, dari hasil rampasan perang, dan dengan membuat sendiri. Mulai abad ke-17 dan sesudahnya, meriam telah dibuat di Indonesia. Daerah pembuatan meriam tersebut, yakni Jepara dan Surakarta. Kepandaian membuat meriam diperoleh dari bangsa Portugis. Ketika terjadi perselisihan antara VOC dengan raja-raja di Indonesia, mereka meminta bantuan senjata kepada Portugis. Portugis tidak hanya membantu menyediakan persenjataan, melainkan juga mengajarkan cara mengecor logam untuk dijadikan senjata, meriam.
Meriam Mangkunegoro ini berukuran kecil panjangnya 54 cm dengan kaliber 2 cm. Bentuk meriam semacam itu dinamakan meriam lela, yang biasanya digunakan untuk upacara dan melamar calon pengantin (meriam digunakan sebagai mas kawin); dan kematian seorang terkenal, dsb.

Ragam hias binatang biasanya menggunakan hiasan binatang yang mengandung arti atau melambangkan kekeuatan magis tertentu. Misalnya bentuk singa, naga, kuda laut, buaya dan lain-lain. Dengan menggunakan hiasan singa, naga ataupun buaya dimaksudkan agar senjata tersebut mempunyai kekuatan seperti binatang-binatang itu dan dapat menang dalam menghadapi lawan. Menurut Welken, binatang-binatang besar artinya dalam kepercayaan rakyat tidak saja di Indonesia tetapi juga di kepulauan-kepulauan yang lain di lautan Teduh Selatan maupun daerah-daerah lainnya.

Pemakaian hiasan binatang ini misalnya ditemukan pada tangkai atau pegangan meriam yang dibuat dan dibentuk seperti naga ataupun kuda laut. Gambar-gambar binatang lainnya diukir pada bagian pangkal ataupun tengah meriam. Beberapa diantaranya ada pula meriam yang secara keseluruhan dibuat dalam bentuktiruan seekor ular naga dengan hiasan yang sangat menarik. Meriam semacam ini digunakan untuk upacara ataupun pemberian mas kawin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pentingnya Keluarga dalam membangun Masyarakat dan Problematikanya Keluarga merupakan lingkungan awal dan utama dalam pelaksanaan proses sos...